Tuesday, 2 July 2013

Cerita Detektif "Kertas Kematian" Part 3




Selengkapnya :
=> Kertas Kematian part 1 <Klik link untuk membaca>
=>
Kertas Kematian part 2 <Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 3
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 4
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 5
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 6
<Klik link untuk membaca

Cerita ini ditulis oleh => Erhwin Sulistyohadi
Kertas Kematian Part 3
------------------------------------------------------------

Setelah aku bangun, aku di kagetkan oleh ibu “ cepet kamu mandi, kita kerumah Hasan sekarang “ suruh ibu, aku bingun kenapa di suruh kerumah Hasan “ emang mau ngapain di rumah Hasan, kan Hasannya ada di RSJ “
Sambil menangis ibuku mengatakan “ Hasan sudah meninggal di RSJ, jantungnya seperti di tu...suk oleh benda tajam hingga tembus ke belakang “
Aku sangat kaget mendengar berita ini, tanpa pikir panjang langsung masuk kekamar mandi, setelah mandi ibu sudah menuggu di dalam mobil, aku dan ibu berangkat kerumah Hasan, di perjalanan aku kembali melihat kertas itu dan ternyata tulisan yang ada di bagian belakang kertas itu sudah tidak ada lagi.

Setibanya aku dan ibuku di rumah Hasan, aku melihat Hasan sudah terbujur kaku disana, aku hanya dapat meneteskan air mata saat melihat ini semua, aku tak sanggup melihat dia lagi hingga memutuskan untuk berada di luar rumah.
Aku sempat berfikir apa tulisan itu yang menandakan kematian Hasan, kalo tidak salah kamar Hasan yang ada di RSJ kan bertembok putih, dan kamar bisa juga di sebut dengan ruangan, aku mulai mengerti dengan semua ini, ya aku mengerti.
Dia menyampaikan semua berita kematian lewat kertas putih ini, sebelum berita kematian didapatkan, aku akan di beri tahu siapa korban berikutnya.
Aku kembali di kagetkan dengan munculnya tulisan baru di balik kertas itu yang bertuliskan “ Ardi, kematian sudah dekat “ “ AAARRRHHH, kenapa ini harus terjadi kenapa harus semua orang yang aku sayang ? “ Aku mulai kesal dengan semua ini.
Tanpa pikir panjang aku menuju kerumah ardi walau hari sudah mulai gelap, ku pacu mobil dengan kecepatan di atas rata-rata agar segera sampai.

Jam sudah menunjukan pukul 20.18 WIB, aku sampai disana dan segera memanggilnya, ku pencet bel rumahnya dan keluarlah pak Jajang satpam dirumah Ardi, “ ada apa den malem-malem begini “ Tanya pak jajang, “A rdi dimana pak, aku harus memberitahukan sesuatu yang penting kepadanya “ Aku berbalik tanya.
Belum sempat pak Jajang menjawab, ibu ardi keluar dan bertanya kenapa aku datang kemari, “ nyari siapa nak Rivan “ dengan segera aku jawab “ Ardinya ada ga bu “, “ Ardinya lagi pergi, katanya si ketempat biasa kalian ngumpul “ jawabnya sambil berlalu “ yasudah bu saya pergi dulu ya, ada sesuatau yang harus aku sampaikan padanya, assalam’mualaikum “. “oh yasudah, wa’alaikum sakam “ ibu Ardi.
Aku segera pergi ketempat biasa kita berkumpul bersama, dan benar saja mereka semua ada disana, aku yang datang diam-diam tak sengaja mendengar percakapan mereka, aku sangat kager ternyata disaat aku koma mereka mengalami kejadian seperti itu.
Aku masih tetap mendengar percakapan mereka, saat mereka sudah slesai membahas tentang kejadian di tempat itu, aku masuk dengan tatapan sinis ke mereka semua, karna mereka tidak menceritakan ini semua dari awal hingga membuat ku kesal.

Mereka seharusnya menceritakannya dari awal, karna disini nyawa mereka sedang berada dalam sebuah permainan yang sangat mengerikan “ KENAPA KALIAN TIDAK MENCERITAKANNYA DARI AWAL ? “ Tanya ku, mereka hanya diam dan akhirnya Rizky menjawab “ kita sengaja menutupi ini agar kau tidak pergi kesana “ jawaban Rizky membuat ku semakin kesal.
“ KALIAN BODOH, SEKARANG NYAWA KALIAN DALAM BAHAYA, TERUTAMA ARDI, ARDI KAULAH KORBAN SELANJUTNYA SETELAH HASAN “ Ardi kaget mendengar ucapanku “ apa maksudmu? “
Tanpa basa-basi lagi langsungku ceritakan semuanya, ku keluarkan kertas itu, tapi ada yang aneh mereka semua tidak melihat satupun tulisan yang ada di kertas itu, dapat di simpulkan bahwa hanya aku yang dapat melihat semua tulisan yang ada di kertas itu.
Karna mereka tidak bisa melihat tulisan itu, jadi aku hanya mencertakannya saja.

Mereka semua terkejut mendengar ceritaku, disini Ardi yang paling ketakutan karna dia adalah korban selanjutnya, tapi aku meyakinkan Ardi bahwa semua akan baik-baik saja, tapi dia tetap ketakutan dan langsung berlari keluar menuju mobilnya, dia langsung pulang.
Disini aku dan yang lainnya berfikir cara untuk membebaskan Ardi dari jeratan takdir yang akan segera datang menjemputnya.

Di lain tempat Ardi mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, dan dia hampir saja menabrak seseorang yang sedang jalan di trotoar, konsentrasi ardi buyar setiap dia mengingat kematian akan menjemputnya.
Setibanya Ardi di rumah, dia segera masuk kekamarnya dan menangis, aku dan yang lainnya masih berada di basecamp menelfon Ardi, dan memberi pesan kepadanya agar tidak melakukan hal yang bodoh.
Aku, Angga, Rizky, Julian, dan Asiyah mulai was-was, karna nyawa kita sedang berada di sebuah permainan, karna jam sudah menunjukan pukul 23.22 aku dan yang lainnya pulang kerumah masing-masing.
Karna Asiyah tidak membawa kendaraan dia sama Julian, di sini aku sedikit cemburu melihat Asiyah dan Julian, tapi tiba-tiba Asiyah menolak ajakan Julian, Asiyah lebih memilih bersamaku karna memang rumah kita searah dan dia juga masih mau tau banyak tentang ini semua.
Di perjalanan Asiyah berkata padaku “ Van, sebenernya aku bisa melihat tulisan yang ada di kertas itu, tapi tadi aku tidak mau bilang “ aku kaget mendengar ucapan Asiyah “ serius yah ? “ Tanya ku. Wajah Asiyah terlihat serius dan dia mulai berbicara masalah tempat itu.
“ Kamu tau ga, waktu kamu koma dan yang lain berencana mencari tahu tentang studio itu aku di tugaskan menjaga kamu, tapi tau ga kenapa aku bisa kesana “, “kenapa ? “ Tanya ku. “ kamu yang nyuruh aku kesana dan menyelamatkan mereka semua dari makhluk jahat itu, yang bikin aku kaget kamu itu lagi koma, tapi bisa ngomong “ jelas Asiyah, “ emang aku ngomong apa “ aku.
“ Kamu ngomong, cepat pergilah ketempat itu dan selamatkan teman-temanmu, kalau tidak mereka semua akan mati sia-sia ” Itu kata kamu, tapi yang aku denger itu bukan suara kamu, melainkan suara perempuan yang bernama Fayla, kenapa aku tau namanya, itu karna aku bertanya siapa namanya “ jelas Asiyah

“ Sepertinya aku berhasil menemukan titik terang dari masalah ini” jawabku yang langsung di sambung oleh Asiyah “ tapi bagaimana kita bertemu Fayla “ Tanya Asiyah yang membuat ku kaget karna dia mengetahui apa yang ada dalam pikiranku.
“ Aku akan kesana dan aku yakin dia pasti akan muncul dan menemuiku “ jawabku
“ Tapi Van kita ga boleh kesana! “ Asiyah yang tidak menginginkan aku kesana “ sudah tidak apa-apa, kamu pegang kertas ini dan … “ belum sempat aku melanjut kan kata-kata ku Asiyah memotongnya “ ya aku mengerti maksudmu “
30 menit berlalu, akhirnya sampai di depan rumah Asiyah, Asiyah turun “ dadah Rivan, besok hati-hati ya “, aku langsung menjawab “ ia besok aku akan hati-hati kok, dadah juga jelek, assalam’mualaikum “ aku langsung tancap gas sebelum aku kena omelannya karna tadi aku memanggilnya jelek.
Pagipun tiba, aku segera bersiap-siap, aku pamit pada ibu untuk sekolah, padahal hari ini aku bolos sekolah, aku merasa sangat berdosa karna telah membohongi ibu, sungguh perilaku yang tak patut di contoh oleh seorang anak.
2 jam berlalu akhirnya aku sampai juga di tempat tujuan, suasana di sini sangat mengerikan, banyak pohon-pohon besar dan dedaunan kering yang jika di injak akan menimbulkan suara yang menambah kesan mengerikan tempat ini, memang tempat ini berada sedikit jauh dari jalanan, sekitar 200meteran.
Aku berjalan masuk kesana, semakin kedalam semakin membuat ku merinding, dan aku di kagetkan dengan munculnya Fayla yang secara tiba-tiba di depanku, dan ia mengatakan “ aku akan menceritakan semuanya padamu “
Saat dia menceritakan semuanya aku mencatat setiap kata yang ia ucapkan, tapi belum slesai dia bercerita aku masukan kertas itu kedalam sebuah amplop karna makhluk itu datang.
Kenapa aku melakukan ini, ini semua aku lakukan untuk berjaga-jaga bila aku tidak kembali lagi.
“ Cepat kau pergi dari sini, dia ada di sini, dia akan membunuhmu, pergilah “ Fayla menyuruhku pergi “ siapa yang di maksud dengan (dia), katakan padaku ! “ Tanyaku, “ suatu saat kau akan mengetahuinya “ Fayla.

Setelah itu aku langung pergi dari tempat ini, tapi sepertinya sudah terlambat, ya aku sudah terlambat
Dia sudah menemukanku dan dia akan membunuhku sekarang “ apa yang harus aku lakukan “ gumam ku dalam hati.
Dia sekarang berada tepat di hadapanku, dengan wajah yang hancur seperti di siram air keras, serta bagian dadanya bolong seperti bekas luka yang setelah di tusuk di robek membentuk lingkaran, kuku yang tajam dan panjang memegang dua buah katana yang siap menerkam, dia tak memiliki kaki, kakinya seperti di potong paksa dengan benda tajam, terlihat dari potongan kedua kakinya yang tak rata.

*****

Di sekolah Asiyah mulai khawatir dengan keadaan ku, di jam pelajaran dia membuka kertas itu, dan alangkah kagetnya dia melihat nama RIVAN di atas nama ARDI, padahal sebelumnya nama Rivan tidak ada
Dan di kertas itu juga tertulis “ Semua ini membuatku bingung, aku tidak ingin orang-orang yang aku sayang mati sia-sia, depresi ya, aku merasakan itu, hari ini aku akan mengakhiri semuanya. Aku akan berakhir di tempat yang jauh dari keramaian di tempat yang banyak menara tinggi di sekelilingnya “
“ RIVAN “ Asiyah berteriak dalam hati.
Jam istirahat pun tiba, Asiyah bertemu dengan Angga dan saat Asiyah ingin mengatakan sesuatu Angga berkata lebih dulu “ aku sudah tau semuanya, kita harus menyelamatkan Rivan sekarang, tapi aku tidak yakin bisa menyelamatkannya, karna jarak dari sekolah dan tempat Rivan berada kita-kita 2,5 jam “
Asiyah kaget tenyata Angga juga memiliki kelebihan yang tidak biasa “ gimana cara menyelamatkan Rivan ? “ Asiyah bertanya pada Angga dengan menitihkan air matanya.
“ Tak ada yang dapat kita lakukan selain berdo’a padaNya agar Rivan selamat “ Angga.
“Rivan kenapa? “ tiba-tiba Rizky dan Julian datang.
“ Rivan dalam bahaya, dia akan segera di bunuh oleh makhluk itu “ Asiyah.
“ Kenapa Rivan, bukankan aku dulu yang akan di bunuhnya ? “ Tanya Ardi yang tadi datang bersama Rizky dan Julian.
“ Tidak di, kertas ini berubah yang tadinya setelah tulisan Hasan adalah nama mu, tapi sekarang setelah tulisan Hasan adalah nama Rivan “ jelas Angga.
“ Darimana kamu tau ? “ Tanya Rizky.
“ Aku dan Asiyah dapat melihat tulisan itu “ Angga.
“ Dimana Rivan sekarang ? “ Tanya Ardi.
“ Di tempat terlarang itu “ jawab Asiyah.
Tanpa pikir panjang mereka kabur dari sekolah saat jam istirahat menuju tempat ku, mereka tidak peduli walau akan mendapatkan sanksi yang tegas dari sekolah, mereka pergi dengan menggunakan mobil Julian, karna memang hari itu hanya Julian yang membawa kendaraan.
Julian menabrak pagar sekolah dah langsung pergi, satpam sekolah langsung menyampaikan berita ini pada kepsek.
*****
Aku benar-benar tak dapat berbuat apa-apa lagi di depan makhluk ini, dia benar-benar menakutkan, sangat menakutkan, hingga dia mengayunkan katananya dan mengenai bagian dadaku, dada ku terkena luka robek karna katana itu.
Luka ini benar-benar sangat menyakitkan, lalu makhluk itu menancapkan samurainya ke tanah, dan dia memegang luka robek ku lalu merobeknya menjadi lebih lebar, dan terlihatlah tulang rusuk dan jantungku, aku hanya bisa meronta-ronta kesakitan.
Hingga aku mendengar suara Fayla memanggil namaku “ Rivan pergilah, biar aku yang menahanya di sini “ lalu Fayla menyerang makhluk itu, terjadilah perkelahian antara Fayla dengan makhluk jahat itu
Saat Fayla berhasil menjatuhkannya dia menuju kearahku dan sedikit memberi pertolongan padaku, dia bisa melakukan itu karna semasa dia hidup dia seorang dokter.

Dia merobek pakaiannya dan membalutkan pada lukaku yang terus saja mengeluarkan darah, tapi semua yang di lakukan Fayla sia-sia, karna aku sudah mengeluarkan banyak darah, sebelum kematian menjemput, aku mengatakan pada Fayla “ tolong berikan surat ini pada teman-temanku “ lalu Fayla mengambil surat itu dan membawaku kesuatu tempat.
*****
Di tempat lain, teman-teman sedang menuju ketempatku.
Sesampainya mereka disana, mereka melihat mobil yang aku parkir, lalu mereka mencariku ketempat itu, “ Rivan ga ada disini, terus ada dimana dia “ Julian, “ ayo kita berpencar Ardi kau bersama ku, Rizky kau sendiri gapapakan ? Asiyah kamu sama Julian “ saran Angga.
Merekapun mulai mencariku, sampai tiba-tiba Rizky berteriak karna dia melihat bekas darah yang masih segar “ SEMUANYA CEPAT KESINI “ akhirnya mereka berkumpul di tempat Rizky dan benar saja ada bekas darah banyak sekali, dan ada juga jejak darah disana.
Saat mereka mengikuti jejak darah itu, mereka di kagetkan dengan adanya suara daun kering yang di injak, “ SIAPA DISANA “ Tanya Angga. Tapi tak ada jawaban sama sekali, mereka terus mengikuti jejak darah itu hingga akhirnya tiba di kuburan tua “ ini adalah kuburan itu, kuburan seseorang yang bernama Fayla “ guma Rizky.
“ Itu surat apa ya? “ Tanya Julian.
“ Ini surat Rivan, lihat ada nama Rivan di surat itu “ Rizky.
“ Coba baca Riz, isi suratnya apa ! “ pinta Asiyah.
Rizky pun mulai membaca surat ku, surat yang berisikan semua misteri yang sedang di hadapi.

Apakah isi dari surat itu, dan benarkah semua misteri yang mereka hadapi ada di dalam surat itu.
 Bersambung Part 4
Selengkapnya :
=> Kertas Kematian part 1 <Klik link untuk membaca>
=>
Kertas Kematian part 2 <Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 3
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 4
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 5
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 6
<Klik link untuk membaca>

Artikel Terkait

Cerita Detektif "Kertas Kematian" Part 3
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email