Tuesday, 2 July 2013

Cerita Detektif "Kertas Kematian" Part 1



Setelah sukses dengan cerita lucu + seram "Preman vs Pocong" sekarang ADMIN akan membagikan sebuat cerita dengan latar belakang cerita seram , detektif dan mungkin ada kelucuan juga di dalam cerita
 "Kertas Kematian" ini.


Selengkapnya :
=> Kertas Kematian part 1 <Klik link untuk membaca>
=>
Kertas Kematian part 2 <Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 3
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 4
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 5
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 6
<Klik link untuk membaca


Cerita ini ditulis oleh => Erhwin Sulistyohadi

Kertas Kematian Part 1 
------------------------------------------------------------

“ Rivaaaaan cepat bangun, nanti kesiangan berangkat sekolahnya, bukankah hari ini ada upacara di sekolahmu “ Ibu ku membangunkan ku dari mimpiku yang indah.

“ Iya bu, ini sudah bangun kok, emang sekarang jam berapa si “ jawab ku dengan malas dan tidak terlalu memperdulikan ocehan Ibu ku.
“ SEKARANG SUDAH JAM SETENGAH ENAM “ Ibu ku mengatakan dengan nada marah kepada ku.
“ Hah, Sudah jam setengan enam “ Jawab ku yang sedikit kaget
“ Ibu sudah siapkan sarapan, sudah kamu mandi sana, abis itu langsung sarapan! “ ujar Ibu sambil berlalu meninggalkan ku.
Setelah mendengarkan ucapan Ibu ku yang bagaikan petir menyambar di senin pagi ini, aku langsung bergegas melesat ke kamar mandi dengan membawa handuk dan pakaian dalamku.

Sebelum lebih lanjut namaku adalah Rivan, aku adalah anak laki-laki dari 2 bersaudara dan sekarang umurku 17 tahun, aku tergolong dari keluarga yang sangat berkecukupan, bukan bermaskud sombong tapi ini lah keluarga ku, aku memiliki band yang diberi nama “ Justice “ , dan aku memiliki teman seperjuangan, kenapa seperjuangan itu karna dari kita masih bau iler sampe sekarang kita tetap bersama bagai matahari dan bumi yang slalu bersama, nama teman ku “ Rizky, Ardi, Angga, Julian, serta Asiyah”

Setelah semua siap tak lupa aku berpamitan sambil mengambil sepotong roti yang ada di meja makan untuk menemani perut ku yang sudah mulai bernyayi ria,
Singkat cerita, aku yang datang terlambat di hukum untuk bernyayi di lapangan, tentu saja semua temanku menertawai ku, di tengah lapangan aku mulai bernyayi dengan di temani dengan hangatnya sinar mantari pagi.
Setelah semua berlalu, akupun masuk kedalam kelas di susul semua teman-temanku, di dalam kelas Angga berkata pada ku “ Van, nanti malam kita jadikan latihan buat perfom besok malam “, “ ya sudah, tapi jangan latihan di rumahku ya, kita latihan di studio music aja “ jawabku yang sebenarnya sangat malas untuk latihan.
“ Rivan, gimana tadi nyanyinya, enakkan nyanyi di depan seluruh siswa-siswi di sekolah “ ledek Asiyah kepada ku, “ apaan si, pagi-pagi udah ngeledek aja “ jawabku dengan muka cemberut.
Bel sekolah berbunyi sebagai tanda seluruh mata pelajaran hari ini slesai, aku langsung bergegas menuju mobil Carera GT yang sudah menungguku.
Di perjalanan aku mendapatkan firasat yang buruk, aku merasakan jika malam ini akan ada suatu peristiwa yang menakutkan, setibanya aku di rumah entah kenapa hawanya rumahku sangat tidak enak, sebenarnya apa yang akan terjadi pada ku.

Malampun tiba dan entah mengapa semua perasaan tidak enak ku semakin kuat.
Selepas Isya teman-teman seperjuangan ku datang dengan kendaraan mereka yang mewah. “ Assalam’mualaikum “ teman-temanku memberi salam. “ Wa’alaikum salam “ jawab pak Jojon satpam yang sengaja Ayah ku pekerjakan untuk menjaga rumahku dari para penjahat.
“ Maaf pak, bisa panggilakan Rivanya pak “ Ardi berkata dengan sangat sopan kepada pak Jojon.
“ Sebentar ya den “ jawab pak Jojon yang langsung masuk ke dalam untuk memanggil ku.
“ Den Rivan, itu temannya sudah pada datang “ pak Jojon. “ iya pak Jo “ Aku yang memang sudah siap langsung turun menuju ke luar bersama pak Jojon.
“ Ayok langsung berangkat aja, kita akan latihan di studio music yang di jalan sugiman 16 “ kataku dengan muka sedikit murung karna perasaanku semakin tidak karuan.
“ Ok deh, tancap gas bro “ Julian.
Sesampai di depan pintu masuk studio perasaanku makin aneh,dan setelah masuk tanpa sengaja aku melihat selembar kertas yang tak sengaja aku injak, ku ambil kertas itu dan ku baca. “ 5 mei 1996, terjadi peristiwa bunuh diri di studio music yang berada di jalan sugiman 16, korban meninggal seorang perempuan, dia mengakhiri hidupnnya dengan menusuk jantungnya serta menyayat tubuhnya dengan sebilah katana yang di temukan menancap di jantungnya, saat di temukam banyak luka robek pada tubuh korban dengan kondisi yang mengenaskan. Polisi menyatakan wanita ini bunuh diri karna tidak ada unsure kekerasan pada tubuh korban, serta tidak di temukan sidik jari orang lain kecuali sidik jari korban yang ada di seluruh ruangan “
Aku tersentak kaget saat membaca selembar kertas ini, segera aku simpan kertas ini di saku jaket dan sengaja tak diberi tau teman. “ Van, kamu kenapa si kok bengong aja “ Risky membuyarkan lamunanku. “ akh engga kok, aku ga melamun, cuma sedikit aneh aja sama studio ini, banyak orang yang tidak mau bahkan memilih tidak melewati jalan ini “
“ Bener juga Van, kaya ada yang aneh di sini, orang-orang pun takut lewat jalan ini..” jawab Angga.
“ Kata orang yang pernah lewat jalan ini, studio ini sengaja di biarkan kosong dan tak di urus lagi, lihat saja semua berdebu, dan anehnya lagi tetap ada listrik disini “ Ardi.
“ Lagi pula kenapa si Van kamu tuh milih tempat ini buat latihan “ Angga.
“ Karna gratis dan bisa sepuasnya, soalnya beberapa bulan yang lalu ada saudara ku yang habis main di studio music ini, dan dia bisa main sepuasnya tak ada yang mengganggu “ jawab ku seenaknya.
“ Sudah-sudah jangan ribut, ayo latihan jangan banyak omong “ Julian melerai
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 11 malam, karna kita masuk pagi jadi kita sudahi latihan hari ini, dan di lanjutkan besok siang saja
Di perjalanan pulang aku merasakan ada yang mengikuti dari belakang, saat aku lihat di kaca spion tak ada apa-apa, padahal aku yakin ada yang sedang mengikuti, saat aku palingkan muka dari kaca spion, aku sudah berada di rumah sakit. Entah kenapa bisa seperti ini?
“ Dimana aku, aaakkkhh kepalaku sakit sekali “ aku berusaha untuk bangkit dari tempat tidur ini dan menahan rasa sakit di kepalaku.
“ Rivaaan, ibu sangat mengkhawatirkan mu nak, kamu ga apa-apa kan, kamu sudah koma selama 1 minggu “ Ibu langsung memeluk ku dengan berlinangkan air mata.
“ Engga apa-apa kok bu, bu emang aku ini kenapa si kok bisa seperti ini “ aku bertanya pada ibu dengan mimik wajah yang bingung.
“ Kamu benar-benar tidak ingat apa-apa nak “ Ibu ku malah balik nanya kepada ku.
“ Maksudnya apa si bu, aku benar-benar tidak mengeri, dan kenapa aku bisa berada di sini “ aku benar-benar bingung dengan semua ini.
“ Siang itu setelah kamu pulang sekolah kamu masuk rumah tidak mengucap salam seperti biasanya dan langsung menuju kamar, beberapa menit kamu di kamar kamu langsung keluar naik mobil dan pergi, kamu ibu tanya ga di jawab-jawab. Saat ibu pegang tanganmu, ternyata tangan kamu sangat dingin, pas kamu pergi ibu khawatir sama keadaan kamu jadi ibu nelfon teman-teman kamu buat nyari kamu “
“ Hah, yang bener bu, tapi pas aku pulang sekolah tadi aku ngucap salam dan langsung mandi, aku juga ga kemana-mana, terus kenapa kok bisa gini? Dan dimana teman-teman ku ? “ Jawab ku dengan heran, kenapa bisa jadi begini.
“ Ibu juga ga tau kenapa bisa gini, teman mu ada di luar, ibu panggil kan sebentar “ ibu langsung keluar untuk memanggil teman ku.

Aku masih bingung kenapa bisa gini, padahal aku ingat aku pulang mengucapkan salam lalu mencium tangan ibu dan juga langsung mandi karna hawa di rumah sangat panas, tapi ibu tadi bilang saat memegang tangan ku sangat dingin, dan aku juga merasakan hal yang sama saat aku mencium tangan ibu, tangan ibu sangat dingin.
Sebenarnya kenapa ini, ada apa dengan ku, dan pergi kemana aku siang itu?
Semua ini benar-benar membuat ku bingung dan tak tau apa yang harus ku perbuat selain bertanya apa yang terjadi pada ku.
“ Van, kamu ga apa-apakan “ Tanya semua temanku dengan wajah yang terlihat khawatir.
“ Engga apa-apa guys, emang bener ya aku koma 1 minggu, kalo emang benar aku koma 1 minggu, apa yang membuat ku sampai seperti ini ? “ pertanyaan demi pernyaaan aku lontarkan pada teman ku.
“ kamu di temukan Asiyah dan Julian di studio music yang ada di jalan sugiman 16, saat itu kamu sedang memegang sebilah katana dan mulai menyayat tubuh mu sendiri, tapi belum sempat kamu menyayat tubuh mu Asiyah yang melihatmu langsung mengambil katana itu dan membuang nya, setelah itu kamu pingsan “ jelas Risky.
“ jadi, jadi aku di temukan di studio music itu, katanya aku hanya pingsan, tapi kok aku malah koma, apa yang membuat aku koma ? “ Tanya ku pada mereka

“ Saat kamu tak sadarkan diri, Julian ngebawa kamu masuk kedalam mobil, dan dia ngebawa mobil kamu pulang, dan aku yang ngebawa kamu pake mobil ku. Dan saat aku mau pergi dari tempat itu, kamu langsung bangun dan nyekik aku, untungnya Julian melihat dan segera ngebantu ngelepasin tangan kamu dari leher ku, saat Julian berhasil ngelepas tangan kamu, kamu lansung masuk lagi kedalam studio itu dan ngambil gitar listrik di situ, kamu berusaha memukul Julian dengan gitar itu, tapi kamu gagal, kamu malah melukai kepala kamu sendiri dan habis itu kamu terjatuh, aku yang melihat banyak darah yang keluar dari kepala kamu, langsung aku bawa ke RS, dan Julian ngasih tau Ibu kamu “ jawab Asiyah.
Tapi semua ini masih membuatku bingung.
“ Tapi “ tiba-tiba saja Angga motong pembicaraanku “ sudah Van, kamu istirahat dulu biar cepet sembuh“
5 hari kemudian aku di bolehkan pulang, saat di rumah aku kembali merasakan hal yang sama, yaitu hawa yang tak biasanya, dan di hari itu pula aku memutuskan untuk mencari tau tentang studio music tersebut. Keesokan harinya setelah pulang sekolah aku langung memacu mobil menuju tempat itu, dan tanpa sengaja aku melihat jaket yang di kenakan pada saat itu, dan aku mencoba melihat saku jaket.
Benar saja di saku jaket ada kertas yang ku temukan di studio itu, ku hentikan sebentar laju mobil dan ku baca kertas tersebut, dan memang benar isi kertas itu sama seperti yang pernah aku baca.

Malam pun tiba, dan aku tlah sampai ke tempat yang di tuju, ku putuskan untuk masuk kedalam, ku buka pintu depan dan muncul suara decitan dari pintu itu yang menambah kesan mistis di tempat ini, di tempat ini berbeda tidak seperti yang dulu pernah di datangi, tempat ini benar-benar kotor dan tidak ada listrik di tempat ini.
Di dalam aku masih melihat bercak darah yang masih menempel di lantai dan dinding studio ini, tiba-tiba aku mendengar suara yang menanggil nama ku “ RIVAAAAAN “ sontak aku menoleh ke belakang, tapi tidak ada apa-apa dan aku mendengarnya lagi, kali ini aku mencari sumber suara tersebut.
Aku merasakan sumber suara berada di luar tepatnya dari belakang studio music ini.
Aku berjalan kesana untuk mencari tau siapa yang menanggil namaku, semakin jauh aku berjalan suara itu semakin jelas.
Hingga tiba-tiba handpone ku bunyi, ternyata ibu ku menelfon ku dan menanyakan aku ada dimana, dan juga ibu bilang bahwa saudara ku Hasan dia mendapat guncangan jiwa dan sedang berada di RSJ.

Aku yang kaget mendengar informasi dari ibu ku hanya bisa beristigfar, tanpa pikir panjang aku langsung meninggalkan tempat ini tanpa memperdulikan suara yang menanggil, aku segera pergi ke rumah sakit jiwa dimana Hasan berada.
Sesampainya aku di sana keluarga sudah berkumpul dan ku tanyakan apa yang terjadi sebenarnya hingga Hasan bisa seperti ini.
“ Setiap hari Hasan hanya diam, dan sesekali berteriak ‘pergi-pergi kamu jangan ganggu aku, aku mohon jangan ganggu aku lagi, pergilah, pergilah’ dan sesekali dia menyayat tubuhnya dengan sebilah katana yang entah darimana datangnya “ kata tante ku.
Apa jangan-jangan ada hubungannya dengan studio itu, ku lihat lagi kertas itu dan kulihat baik-baik lalu tanpa sengaja aku balik kertas itu, yang tadinya di balik kertas itu hanya lembar kosong kini bertuliskan “ Hasan, kematian sudah dekat” sebenarnya apa ini, hingga aku nyelonong masuk ke kamar Hasan, bermaksud ingin menanyakan apa yang terjadi.
“ San, kamu baik-baik aja kan? “ Tanya ku padanya.
“ Van, cepet kabur Van, dia sedang mengincar mu dia mengikuti mu, kamu harus pergi! “ kata Hasan dengan wajah yang ketakutan.
“ Siapa dia, siapa San, tolong beritahu aku! “ kata ku yang sedikit memaksa.
“ Dia slalu ada di belakangmu Van, dia akan membunuh semua orang yang kamu sayang, kamu adalah orang yang terpilih “
“ Apa maksud mu ? “ aku yang masih heran.
“ Lindungilah semua orang yang kamu sayang, jangan biarkan dia mengambilnya, jangan sampai kamu seperti aku yang tak bisa menghentikan semua ini, dan dia tlah membunuh semua orang yang aku sayang Van “ dengan menangis Hasan mengatakan semuanya.
“ Iya, tapi siapa yang di maksud dengan (dia) “ Tanya ku lagi padanya
“ Keluarlah dari kamarku ! “ Hasan mengusir ku
Aku terpaksa keluar walau aku masih penasaran dengan semua ini, dan aku tidak sengaja melihat sepotong kertas di kamarnya, dan saat ku buka, ya Allah, kertas ini sama dengan milik ku, ku ambil kertas itu dan keluar dari kamarnya.
Ku buka kembali kertas itu dibagian belakang kertas, dan aku banar-benar kaget karna di balik kertas itu ada nama semua teman Hasan yang sudah meninggal, tulisan yang ada di belakang kertas itu sama persis dengan yang ada di kertas ku, yang membedakan hanyalah nama.
Apa jangan-jangan Hasan mengetahui sesuatu tentang ini, aku harus menemuinya lagi besok sepulang sekolah sebelum semuanya terlambat, karna korban berikutnya adalah HASAN.
Sebaiknya hari ini aku pulang kerna sudah larut, aku harus istirahat dan melupakan sejenak masalah ku ini, sebelum ku mulai lagi.
Bersambung Part 2

Selengkapnya :
=> Kertas Kematian part 1 <Klik link untuk membaca>
=>
Kertas Kematian part 2 <Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 3
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 4
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 5
<Klik link untuk membaca>
=> Kertas Kematian part 6
<Klik link untuk membaca>

Artikel Terkait

Cerita Detektif "Kertas Kematian" Part 1
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email